34.1 C
Jakarta
BerandaInfo DesaBisa Pinjam Rp 100 Juta?' Ketua Koperasi Merah Putih di Sumenep Madura...

Bisa Pinjam Rp 100 Juta?’ Ketua Koperasi Merah Putih di Sumenep Madura Syok, Banjir Orang Berutang

Beritaistana.com

Sumenep, MADURA | – Di sebuah sudut tenang di Sumenep, Madura, ketenangan seorang guru bernama Fendi mendadak terusik.

Bukan karena gempa atau badai, melainkan oleh dering-dering telepon yang datang tanpa henti—membawa satu permintaan yang sama: “Bisa pinjam uang, Pak?”

Baru saja ia duduk sebagai Ketua Koperasi Merah Putih, belum sempat merancang langkah pertama, ponselnya sudah nyaris tak berhenti berdering.

Satu demi satu, nomor tak dikenal masuk. Sebagian dengan nada sopan, sebagian lagi langsung to the point—bahkan ada yang meminta pinjaman hingga Rp100 juta.

“Saya sampai bingung. Baru duduk sebagai ketua, sudah ada yang minta pinjam seratus juta.

Padahal belum ada uangnya,” ucap Fendi, diselingi tawa kecil yang terdengar lebih getir ketimbang lucu, Kamis (24/7/2025).

Kebingungan Fendi tak datang tanpa sebab. Ia menduga semua bermula dari informasi simpang siur di media sosial, khususnya TikTok, yang menyebut koperasi Merah Putih sudah diguyur dana bantuan Rp3 miliar. Padahal kenyataannya, Fendi dan rekan-rekannya baru mengelola simpanan pokok dan wajib dari anggota. Jumlahnya? Jauh dari miliaran.

“Banyak yang kira koperasi langsung pegang uang miliaran. Padahal kenyataannya kami masih ngumpulin simpanan,” jelasnya, seakan ingin membangunkan publik dari mimpi yang terlalu dini.

Fendi bukan pengusaha besar, bukan pula politisi kawakan. Ia seorang guru yang dipilih warga dalam musyawarah desa khusus. Semangatnya sederhana: membangun ekonomi bersama. Namun, begitu disumpah sebagai ketua, ia justru dihadapkan pada ekspektasi yang terlalu tinggi dan realita yang tak seindah cerita.

Modal belum ada. Unit usaha pun masih dalam bayangan. Jika harus meminjam dana besar, Fendi khawatir akan membawa koperasi pada jurang kegagalan.

“Belum ada arahan langsung dari Pemkab Sumenep, apa yang harus dilakukan kami,” katanya, seperti mencari sandaran di tengah laut yang belum jelas ujungnya.

Harapan Fendi sederhana—bimbingan. Bukan hanya seremonial, tapi pelatihan yang bisa jadi kompas, agar koperasi tak berjalan tanpa arah. Ia ingin koperasi benar-benar hidup, bukan sekadar nama.

“Kalau pelatihan ya butuh, Mas. Minimal dikasih tahu langkah-langkahnya biar enggak salah jalan,” ucapnya.

Fendi tak sendiri. Di Desa Kebun Dadap Timur, Kecamatan Saronggi, Fadil Aufa mengalami tekanan serupa. Sebagai Ketua Koperasi Merah Putih di desanya, Fadil sering dihujani pertanyaan dari warga:

“Kapan bisa minjam?”

Pertanyaan itu terdengar sederhana, tapi baginya, membebani. Bersama pengurus lainnya, Fadil memilih memperkuat fondasi koperasi lebih dulu—keanggotaan, program kerja, dan arah usaha.

Ia tak ingin koperasi jadi sumber konflik, apalagi jika unit usaha yang dikembangkan tumpang tindih dengan milik warga. Ia ingin koperasi tumbuh dari desa, untuk desa, tanpa menimbulkan luka.(Hbr)

Post Views: 3.766

Stay Connected
16,985FansSuka
2,458PengikutMengikuti
61,453PelangganBerlangganan
Must Read
Berita Terkait

MOHON DIBACA SEBELUM MENULIS BERITA

Berikut ini beberapa hal yang perlu dipertimbangkan saat menulis Berita :

- Perhatikan hukum:

Pastikan informasi yang Anda bagikan legal dan tidak mendukung ujaran kebencian, diskriminasi, kekerasan, atau aktivitas berbahaya lainnya.

 

- Hargai privasi:

Jangan bagikan informasi pribadi tentang orang lain tanpa persetujuan mereka. Ini termasuk nama, alamat, nomor telepon, dan detail sensitif lainnya.

 

- Pertimbangkan

dampaknya: Pikirkan tentang bagaimana kata-kata Anda dapat memengaruhi orang lain. Meskipun sesuatu secara teknis legal, itu mungkin menyakitkan atau menyinggung.

 

- Verifikasi informasi:

Sebelum membagikan informasi, terutama berita atau rumor, pastikan itu berasal dari sumber yang dapat dipercaya.

 

- Bertanggung jawab: Bertanggung jawablah atas informasi yang Anda bagikan. Bersiaplah untuk menjelaskan alasan Anda dan bertanggung jawab atas segala konsekuensi yang mungkin terjadi.

Ingat, membangun komunitas daring yang aman dan saling menghormati adalah tanggung jawab semua orang. Mari kita gunakan kebebasan berekspresi kita dengan bijak!